Sabtu, 13 Juli 2013

Today Economic

"Halo permisa, apa kabarnya? bagaimanakah kabar isi dompet anda hari ini"?...

Itu pertanyaan mengenai keuangan yang, mungkin, selalu ditanyakan kepada anda sendiri di tanggal pertengahan bulan. Yak, buat orang yang memiliki pekerjaan bagus dengan gaji bagus (baca : gaji gede) tentunya di tengah bulan gini gak ada masalah. Masih punya 'duit recehan' buat beli kopi Starbucks atau nge-donat di JCo atau belanja-belanji di Metro, Zara dan kawan-kawannya. Tapi........buat saya, pribadi, seorang perempewi bow, menabung dan mengirit adalah suatu hal yang sangat sulit dilakukan. Sudah dijadwalkan dan di budget-in nih pengeluaran bulan ini, tapi teteup aja bablassssssssssss angine.... Kalo ke mall, niat cuma nemenin ipar belanja atau suami, pasti deh ini mata bawaanya kepingin beli sesuatu yang sebenernya gag butuh tapi butuh, well, itulah wanita. Tapi, di balik itu semua, walaupu gaji saya sebagai pendidik tidaklah gede, maka dari itu dari sekarang saya haruslah mencari peluang lain untuk mencari penghasilan keuangan diluar pekerjaan. Maka dari itulah saya kudu muter ide kreatif harus bagaimana. Saat ini sih saya berjualan baju di tempat kerja dan ingin merambah bisnis lain yang berhubungan dengan pendidikan. 

Ironisnya, ketika saya blogwalking ke beberapa 'fashion blogger' yang snob, mereka hebat yah masih bisa spending uang untuk beli sepatu brand, ngemil di resto, hang out minum kopi, paling 'recehan' makanan ala mereka mungkin Starbucks. Eitsssssssssssss............ bukannya saya jelaous yeh, tapi kalo di pikir, mungkin mereka menabung dan mungkin strategi keuangan mereka lebih 'keren' dari saya. Tapi, dari dulu saya paling 'anti' ketika jalan sama temen-temen ngemilnya di Starbucks, makan Pancake yang gag sama sekali bikin kenyang. Saya paling anti menghamburkan uang untuk makan-makan begituan. Mau makan? ya makan yang kenyang, makanlah nasi. Jadi bisa di itung saya berapa kali ngopi di Starbucks, JCo, duh jadi pengen hang out sama temen-temen deket saya nih. Iyah, semenjak menikah, 'wilayah' pergaulan saya jadi terbatas. Saya jadi jarang sekali hang out sama mereka. Karena saya harus belajar menghemat dari sekarang, apalagi saya mau punya anak.. :)  jadi otomatis saya harus gencar mencari tambahan untuk saya dan bantu-bantu suami dikit, walaupun dia gag minta sih.... karena saya akan fokus mengurus anak ketika anak saya lahir nanti.. Momok banget kan buat perempewi yang kerja dan harus berhenti kerja karena mengurus anak. Dilema, pasti gabut banget di rumah gag ngapa"in... tapi saya gag mau begitu, makanya dari sekarang sudah harus memutar penghasilan alias investasi di bidang-bidang yang saya kuasai, Bismillah...mudah-mudahan sukses yah bisnis saya, amin.. gag yang muluk-muluk deh, yang penting bisa membiayai kehidupan keluarga kecilku ini.... :)

Maka dari itu, pernyataan judul blog ini sangatlag relevan dengan keadaan ekonomi sekarang. BBM baru saja naik, harga" bahan makanan naik juga, hadeeeeeeeeeeeh.....ongkos pulang-pergi sekolah juga bener-bener naik walaupun cuma 1000! otomatis itu akan menaikkan perhitungan pengeluaran, harusnya sih saya naik gaji, tapi kita gag bisa berharap banyak dari institusi karena semua itu menjadi keputusan besar yayasan, wah, males dah demo gara" hal beginian, yang penting di situasi apapun kita harus pintar membuat rancangan plan A dan B. Intinya, kenapa orang-orang Jepang yang biaya hidupnya super mahal mereka bisa survive. Karena di hari kerja mereka berangkat kerja naik kereta, transportasi umum yang ciamik dan memadai. Dan baru keluar membawa mobil pribadi ketika weekend. Pelan-pelan budaya 'ngirit' ini merambah di beberapa tetangga saya. Dan sekarang, harga ongkos kereta jadi murah anjlok dari 8000 menjadi 4000 dan sekitarnya. Mulai dari awal perjalanan yang nyaman tiba" sekarang dengan penurunan ongkos yang anjlok, mulai dari abang" musti penuh-penuhan sama orang kantoran yang sudah dandan kece ke kantor. Dimana letak kenyamanannya permisa?....wkwkwkwkwk...........sudah pasti ini masalah baru, di satu sisi tarif kereta turun dan jadi lebih terjangkau buat siapa aja, tapi di sisi lain menimbulkan hilangnya 'ekslusifitas' pihak lain. Kalo saya sih gag naik kereta tapi masih naik angkot. Alhamdulillahnya tempat kerja saya gag jauh dari rumah. Kadang saya berfikir, gimana kabar orang" yang kerja di Sudirman yah? mereka naik apa ke kantor? dan mereka makan siang sama apa?. Secara geto lokh daerah sana kan gag ada jajanan murah tapiiiiiiiiiiiiii mungkin ada kantin kali yeeeeeeee...........

Dulu ketika saya ngajar bimbel, saya merasakan sekali sebagai 'orang pas-pasan'. Dengan bayaran 40-45rb per jam. Saya rumah di Ciledug, berjuang mati-matian mengajar ke Simatupang, Jagakarsa, Lenteng Agung (yang paling jauh, sampai saya di damprat supervisor gara"  telat datang ngajar hari pertama dan kesasar, HAHA!) Dan saya kalo siang harus cari makan yang harganya 10.000 paling mahal 12.000! gag bisa lebih dari itu. Makanya dulu saya kere sampe beli pulsa cuma mampu 10rb ajah, padahal malah justru boros ya?. Disitulah saya menyadari perbedaan dunia yang saya jalani. Di rumah saya 'manja' serba di sediakan. Nah ketika keluar, saya benar-benar kere'. Luar biasa, pernah suatu malam ketika saya pulang kerja dan bermacet ria, pulang ke arah Blok M, lewat counter Pizza Hut. Dibalik jendela bis saya cuma bisa miris menahan lapar dan melihat pemandangan orang-orang yang sedang makan pizza. Ya Alllah, gw udah kayak gadis penjual korek api yang kelaparan di tengah badai salju, wkwkwkwk.......Tapi itulah perjuangan hidup, saya bersyukur menjadi orang yang pernah merasakan itu semua. Mulai dari tahun-tahun sebelum saya ngajar, saya pernah berjualan sepatu dengan membawa 1 tas isi sepatu nawarin ke kantor temen, nyampe sana, CUMA DI LIAT-LIAT, CUMA DIPEGANG" doang!.... tapi disitulah saya belajar strategi dari orang tua saya. Tidak lelah menjalani itu semua, sampai sekarang saya gag kapok! Gag lama dari itu, bisnis sepatu tas saya 'jaya'. Di tahun berikutnya, saya berhasil menjual 100 pasang sepatu! WOW! itulah saya bisa menikmati hasil jerih payah saya tapi semua TANPA MENABUNG! UPS! bodohnya saya waktu itu...Lalu dari situ, saya enjoy menjalani bisnis SENDIRIAN!. Berat nian memang. Tapi itulah masa-masa sulit saya, kadang suka nyesek sendiri, udah susah sendiri, kemana-kemana sendiri, jomblo baeeeeee.... Saya cuma bisa menjalani itu semua dengan semangat dan masa bodoh deh saya sendiri. Tapi sekarang walaupun saya sudah bersuami, saya juga gag mau menjadi istri yang manja, hari gini, kita perempewi harus bisa hidup mandiri. Walaupun suami tidak ada disamping, kalo kita masih bisa mengerjakan sesuatunya sendiri kenapa gak?. Oke, balik ke cerita bisnis saya, gag lama saya dapat tawaran ngajar, saya masih menjalani bisnis sepatu saya. Yah, walaupun pesanan datang hanya 1-1-1-1-1 nya... tapi tetap saya jalani, seiring berjalannya waktu, waktu saya semakin sibuk dan sibuk dan semakin gada yang order lagi. Keadaan saya berubah total ketika saya sudah total mengajar di SMA. Saya sama sekali gag punya waktu untuk ke bengkel mengerjakan orderan.Maka dari itulah dari beberapa pertimbangan saya tidak melanjutkan bisnis ini. Tapi saya beralih ke bisnis yang lain. Kenapa gak?. Harus selalu sedia plan B jika plan A tidak berhasil, pikir saya. Apapun itu, saya harus lebih cermat lagi mengatur keuangan terlebih saya akan punya anak, tapi gausahlah mikirin harga beli susu ini itu TAPI BERFIKIRLAH BAGAIMANA ANDA MENGHASILKAN UANG DI BIDANG" YANG ANDA KUASAI, JANGAN TAKUT GAGAL! GAGAL ADALAH TANTANGAN YANG HARUS SEGERA DI SELESAIKAN!!... jiaaaaaaaaaaah.... macam motivator aja, well, sebagai afirmasi saya saja, begitulah kata suami, hehehe.... mudah-mudahan yang baca tulisan saya ini ikut mendoakan kesuksesan saya yah, amin ya Rabb... :)



Dua sumber investasi yang sangat berguna (menurut saya pribadi):


 Blackberry 
(Irit pulsa paket hemat, gag usah beli BB yang secanggih"nya, makin canggih makin cepet rusak)



Cincin Emas
Daripada ngabisin duit 'recehan' buat jajan StarBucks mendingan di tabung dan beli emas, sumber investasi yang bisa di pakai dan ketika butuh duit tinggal jual deh... :)

Tidak ada komentar: