Kamis, 05 November 2009

Rasa cinta yang paling tinggi



Rasa cinta yang paling tinggi adalah ketika hamba yang bukan apa-apa, siapa-siapa, manusia biasa yang berdosa penuh harapan, permintaan, ampunan, lemah tidak berdaya, bak debu yang bertebangan. Di saat berdoa dan shalat adalah saat-saat dimana gw merasa bahagia, menangis penuh kebingungan, lemah ketidakdayaan akan menghadapi suatu masalah. Di saat harus menentukan begitu banyak pilihan hidup. Di saat bingung akan perasaan seseorang karena gw hanyalah manusia biasa yang tidak punya kemampuan apa-apa selain berdoa dan berusaha. Saat gw menuliskan kisah pribadi ini, gw pernah merasakan 'dekat' denganNYA. sungguh, gw juga nga nyangka. Gw yang begitu banyak kesalahan di beri kesempatan 'langka' untuk bisa merasakan kedekatan denganNYA. Gw ga bohong!. Jadi ceritanya gini, waktu itu gw solat tahajud. Pas gw sujud, gw berdoa lamaaaaa..... dan entah kenapa gw merasakan sesuatu yang entah nga bisa dijelaskan dengan kata-kata. Gw merasa Allah itu dekat di depan mata dan kepala gw. Seperti aura entah sesuatu yang spontan membuat gw menangis karena malu banyak dosa, maunya, ga bersyukur dengan setiap detik, tarikan nafas dan jiwa. Malu semalu-malunya karena Allah selalu mau memaafkan dosa-dosa gw yang banyak. Dan alhamdulillah, semakin ke sini, gw semakin mengerti dan bisa mengerti lagi bahwa tidak ada sesuatu yag pantas untuk di cintai selainNYA. Dan baru kali ini gw merasakan perasaan itu. kenapa baru kali ini gw ngerasain itu?... Alhamdulillah, honestly, rasa cinta ini datang dengan tiba-tiba. Ketika gw dikenalin temen gw dengan seseorang. Gw percaya ini adalah perantara, mudah-mudahan. Kenapa gw berani bilang begitu?. Setelah sekian waktu gw kenal dengan seseorang tersebut, perasaan gw mulai berubah. Berubah dalam arti, gw merasa naik-turun bak roller coaster. Kenapa ya kok gw merasa khawatir, parno, kepikiran ini-itu yang gw pikir that's so silly!. Silly for me because gw ngga pernah ngerasain ini sebelumnya. Ketika gw bingung akan perasaan dan apa sih pikiran orang tersebut tentang gw? kira-kira dia ngerasain sesuatu yang sama nga dengan gw?. Gengsi adalah ungkapan pertama. Iya gw gengsi untuk mengakuinya. Diantara kebingungan tersebut, gw berdoa dan minta pertolonganNYA untuk di berikan petunjuk, jawaban kenapa gw begini? kenapa? apa gw suka?... Doa demi doa, pertanyaan deni pertanyaan yang mulai menuju ke sebuah titik cerah jawaban (mudah-mudahan, amiiin). Gw mendapatkan jawaban sedikit demi sedikit dan tentunya gw mencoba untuk berusaha mencari tahu. Tapi, karena perasaan gw akan seseorang itu membuat gw naik-turun, gw semakin menikmati curhat dengan intensitas yang berbeda dengan sebelumnya. Apakah DIA perantara yang datang untuk mengingatkan gw kepada Allah?. karena secara spesifik gw merasa seperti berkaca pada diri sendiri. Apakah benar feeling gw akan seseorang tersebut. kenapa gw tidak merasakan sensasi ini kepada orang lain seperti yang gw rasakan ke DIA?... apakah ini jatuh cinta?. tentu bukan, ini bukan perasaan cinta. Terlalu takut dan pengecut bagi gw untuk mengakuinya.

Gw sendiri sudah merasa tenang kembali karena gw nga mau mencintai DIA berlebihan, lebih dari cinta kepada Allah. Inilah yang gw rasakan. Perubahan datang satu persatu, mudah-mudahan. Walaupun begitu banyak tanya yang masih ada di benak gw. Apakah, benarkah, kapankah, akankah datang jawaban besar dari sebuah pengharapan yang gw pikirkan, well... sebaiknya jangan muluk-muluk soal pengharapan. gw menikmati perjalanan ini, mungkikah dengan ini DIA terbuka pikiran dan hatinya?. Tentu saja DIA si sini ada jodoh gw.

Mungkin nga suatu saat DIA baca catatan gw ini? tau perasaan gw yang sebenernya,... tentu perasaan ini akan gw jaga untuk tidak melebihi batas dan tidak menelan ludah sendiri,
"hamba berlindung atas itu semua ya Allah, amiin."..

pic : Flickr